Tanjungpinang — Warga Pulau Penyengat, Tanjungpinang, menyampaikan keberatan atas penempatan pohon punai di area depan Masjid Sultan Riau Penyengat. Pohon yang saat ini masih berupa batang utama dan belum rimbun itu dinilai mengganggu nilai estetika kawasan bersejarah tersebut.
Salah seorang warga, Ilyas, menilai keberadaan pohon punai dalam kondisi gundul menciptakan kesan visual yang kurang elok, terutama karena posisinya berada tepat di ruang pandang utama menuju masjid.
“Penempatannya tidak seimbang dengan kemegahan dan keanggunan Masjid Sultan Riau. Secara visual, ini mengganggu pemandangan dan tidak selaras dengan karakter kawasan bersejarah,” ujar Ilyas, Selasa (2/12/2025).
Selain kondisi pohon yang dinilai belum layak tampil, penataan lanskap di sekitar area tersebut juga tampak belum selesai. Hal ini memperkuat anggapan warga bahwa penempatan pohon dilakukan tanpa pertimbangan konsep tata ruang serta nilai budaya Melayu yang melekat pada Pulau Penyengat.
Warga berharap setiap pembangunan di kawasan Masjid Sultan Riau Penyengat mengedepankan unsur estetika, identitas budaya, dan nilai historis. Elemen penghijauan semestinya memperindah kawasan, bukan justru mengurangi keindahan ikon peradaban Melayu tersebut.
Ilyas meminta pihak terkait melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penempatan pohon punai tersebut. Ia juga mengusulkan dilakukan penataan ulang, pemindahan, atau penggantian dengan tanaman lain yang lebih sesuai dengan karakter kawasan.
“Elemen lanskap semestinya memperindah, bukan sebaliknya,” tutupnya. (Reza)













