Menu

Mode Gelap
LIBAS Laporkan Proyek Citywalk Lubuk Baja: Ada Apa dengan Perizinannya? Dugaan Pembuangan Limbah B3, LIBAS Laporkan Dua Perusahaan ke Polda Kepri Musyadijaya, Sosok Putra Anambas yang Ciptakan Solusi Baru Transportasi Online Batam Dugaan Timbun Limbah B3, PT Logam Internasional Jaya dalam Sorotan Publik Skorsing Tanpa Upah, PHK Tanpa Uang Pisah, Pekerja Jadi Tersangka: Serikat Kecewa PKB Indomarco SP3 Dikeluarkan! Dishub Kepri Ultimatum Aplikator Ojol 3×24 Jam

Daerah

Silaturahmi Organisasi Melayu Kepri Gelar “Jum’at Bertanjak” di Pulau Penyengat

badge-check


					Usai menggelar kegiatan silaturahmi bertajuk “Jum’at Bertanjak”, Sejumlah organisasi Melayu Kepulauan Riau Berfoto Bersama, Sabtu (29/11). Perbesar

Usai menggelar kegiatan silaturahmi bertajuk “Jum’at Bertanjak”, Sejumlah organisasi Melayu Kepulauan Riau Berfoto Bersama, Sabtu (29/11).

Tanjungpinang — Sejumlah organisasi Melayu Kepulauan Riau menggelar kegiatan silaturahmi bertajuk “Jum’at Bertanjak” di Pulau Penyengat, salah satu pusat sejarah dan peradaban Melayu di Indonesia. Acara ini dihadiri para ketua organisasi, sesepuh, pemuda, hingga masyarakat Melayu yang tampil dengan busana tradisional lengkap dengan tanjak sebagai simbol marwah dan jati diri kemelayuan, Sabtu(29/11/2025).

Beberapa organisasi turut berpartisipasi, di antaranya GERAM Kepri, Hulu Balang GERAM Kepri, Tembuni Melayu, ALAMAK, Kodam Kepri, AAMUK, GAM NR, PPPP, serta Saudagar Tanjak.

Usai berkumpul, rombongan melanjutkan rangkaian acara menuju makam Pahlawan Nasional Raja Haji Fisabilillah, pejuang yang gugur pada tahun 1784 dalam perlawanan terhadap penjajahan. Kegiatan ini menjadi bentuk penghormatan sekaligus pengingat akan nilai keberanian dan marwah perjuangan leluhur Melayu.

Ketua penyelenggara, Aryandi, S.E, yang juga Ketua GERAM Kepri, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga gerakan kebudayaan untuk menumbuhkan kembali kecintaan terhadap warisan Melayu.

“Melalui Jum’at Bertanjak, kami ingin mengajak seluruh masyarakat Melayu, terutama generasi muda, untuk kembali mengenal, mencintai, dan bangga terhadap identitas budaya kita. Tanjak bukan sekadar penutup kepala, melainkan simbol harga diri, martabat, dan persatuan Melayu,” ujarnya.

Ia menambahkan, pemilihan Pulau Penyengat sebagai lokasi kegiatan merupakan bentuk penghormatan terhadap peradaban Melayu.

“Pulau Penyengat adalah permata budaya kita. Dengan berkumpul di sini, kita tidak hanya bersilaturahmi, tetapi juga menyambung ingatan kolektif tentang siapa kita dan dari mana kita berasal,” katanya.

Kegiatan “Jum’at Bertanjak” diisi dengan sesi foto bersama, ziarah, pembacaan doa, serta diskusi santai mengenai sejarah Melayu dan relevansinya dalam kehidupan modern. Para peserta berharap kegiatan ini dapat digelar secara rutin dan berkembang menjadi gerakan budaya yang lebih luas di Kepulauan Riau.

Melalui kegiatan ini, semangat persatuan dan kecintaan terhadap budaya Melayu diharapkan terus tumbuh dan diwariskan hingga dikenali di tingkat nasional hingga internasional. (Reza)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

WNA Pemilik Usaha di Batam Akui Didatangi Dua Oknum Ormas, Grib Jaya Kepri Beri Klarifikasi

5 Desember 2025 - 19:09

79 Koli Pakaian Bekas Ilegal Digagalkan Bea Cukai Batam, Modus Titip Porter Terungkap

5 Desember 2025 - 00:32

Bupati Anambas Aneng Hadiri Penandatanganan MoU Pidana Kerja Sosial, Dorong Penguatan Implementasi di Daerah

4 Desember 2025 - 15:12

Kades Marok Kecil Minta Pemkab Lingga Segera Perbaiki Jembatan Penghubung yang Rusak Parah

4 Desember 2025 - 14:02

Rutan Batam Terima Kunjungan Observasi Mahasiswa Fakultas Hukum UIB, Mahasiswa Diajari Tentang Sistem Pemasyarakatan

4 Desember 2025 - 13:38

Trending di Daerah