Tanjungpinang — Sejumlah organisasi Melayu Kepulauan Riau menggelar kegiatan silaturahmi bertajuk “Jum’at Bertanjak” di Pulau Penyengat, salah satu pusat sejarah dan peradaban Melayu di Indonesia. Acara ini dihadiri para ketua organisasi, sesepuh, pemuda, hingga masyarakat Melayu yang tampil dengan busana tradisional lengkap dengan tanjak sebagai simbol marwah dan jati diri kemelayuan, Sabtu(29/11/2025).
Beberapa organisasi turut berpartisipasi, di antaranya GERAM Kepri, Hulu Balang GERAM Kepri, Tembuni Melayu, ALAMAK, Kodam Kepri, AAMUK, GAM NR, PPPP, serta Saudagar Tanjak.
Usai berkumpul, rombongan melanjutkan rangkaian acara menuju makam Pahlawan Nasional Raja Haji Fisabilillah, pejuang yang gugur pada tahun 1784 dalam perlawanan terhadap penjajahan. Kegiatan ini menjadi bentuk penghormatan sekaligus pengingat akan nilai keberanian dan marwah perjuangan leluhur Melayu.
Ketua penyelenggara, Aryandi, S.E, yang juga Ketua GERAM Kepri, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga gerakan kebudayaan untuk menumbuhkan kembali kecintaan terhadap warisan Melayu.
“Melalui Jum’at Bertanjak, kami ingin mengajak seluruh masyarakat Melayu, terutama generasi muda, untuk kembali mengenal, mencintai, dan bangga terhadap identitas budaya kita. Tanjak bukan sekadar penutup kepala, melainkan simbol harga diri, martabat, dan persatuan Melayu,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemilihan Pulau Penyengat sebagai lokasi kegiatan merupakan bentuk penghormatan terhadap peradaban Melayu.
“Pulau Penyengat adalah permata budaya kita. Dengan berkumpul di sini, kita tidak hanya bersilaturahmi, tetapi juga menyambung ingatan kolektif tentang siapa kita dan dari mana kita berasal,” katanya.
Kegiatan “Jum’at Bertanjak” diisi dengan sesi foto bersama, ziarah, pembacaan doa, serta diskusi santai mengenai sejarah Melayu dan relevansinya dalam kehidupan modern. Para peserta berharap kegiatan ini dapat digelar secara rutin dan berkembang menjadi gerakan budaya yang lebih luas di Kepulauan Riau.
Melalui kegiatan ini, semangat persatuan dan kecintaan terhadap budaya Melayu diharapkan terus tumbuh dan diwariskan hingga dikenali di tingkat nasional hingga internasional. (Reza)













